Radar Jogja, Friday, 18 February 2011 11:35
JOGJA – Bursa pemilihan wali kota (Pilwali) Kota Jogja 2011 mulai menunjukkan ada hal yang berbeda. Yakni dengan pencalonan Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jogjakarta M Irsyad Thamrin sebagai wali kota dari jalur independent.
Pencalonan Isryad ini mendapatkan dukungan dari Forum Peduli Masyarakat Yogyakarta (FPMY), kemarin (18/2) di Kantor LBH Jogjakarta.
Majunya Irsyad ini tak lepas dari dukungan FPMY yang menjanjikan bakal menggalang kekuatan dari masyarakat marjinal dan miskin di Kota Jogja. Bahkan, mereka juga menjalin koordinasi dengan masyarakat di masing-masing kampung di Kota Jogja. Hasilnya, semua sepakat untuk mendukung pencalonan dari pejuang hak-hak masyarakat menengah ke bawah ini.
”Kami sudah muak dengan semua calon yang ada. Mereka hanya dekat pada saat akan pemilihan. Setelah itu, saya berani pastikan, untuk menyapa saja, saya kira pasti tidak mereka lakukan,” ujar Rokhiman, Koordinator dari FPMY, kemarin (18/2) disela deklarasi dukungan di Kantor LBH Jogjakarta.
Rokhiman mengatakan, majunya Irsyad ini adalah representasi dari adanya masyarakat miskin dan marjinal. Makanya, dirinya pun memutuskan bakal maju dari jalur independen. ”Partai politik yang ada saat ini bukan lagi memperjuangkan aspirasi masyarakat. Tapi, hanya mementingkan kantong-kantong pribadi mereka,” sesal Rokhiman.
Penggiat pendidikan gratis bagi semua warga ini menuturkan, sosok Irsyad selama ini dikenal sebagai pejuang hak-hak masyarakat kecil. Inilah yang bakal menjadi salah satu dari nilai lebih Irsyad dibandingkan calon lain. ”Terutama pemilih dari kaum bawah. Bukan yang mewakili pengusaha kapitalis,” tandasnya.
Menanggapi permintan dari FPMY ini, Irsyad menjelaskan siap tidak siap, pencalonan ini harus disertai dengan komitmen. Yakni memperjuangkan hak-hak masyarakat menengah ke bawah. ”Komitmen tersebut harus bersifat kontinuitas. Artinya, bukan hanya sekadar bagus pada masa kampanye. Setelah jadi komitmen tersebut juga harus terus dijaga,” katanya.
Adanya dukungan terhadap dirinya untuk maju ke Pilwali 2011 ini, menurut Irsyad, sebagai pertanda mulai munculnya semangat dari masyarakat untuk berubah. Mereka sudah muak dengan seluruh janji dari calon yang akhirnya tak terpenuhi.
”Mereka juga tahu pemilihan kepala daerah berpotensi paling besar terjadi KKN. Makanya, mereka memunculkan calon alternatif,” terangnya.
Dukungan ini juga sebagai preseden baik dari Pilwali 2011. Masyarakat yang biasanya menjadi aset dan obyek yang dimanfaatkan partai politik sudah sadar akan potensinya. Mereka kini berubah menjadi subyek yang untuk menentukan kebijaksanaan terhadap diri mereka.
Kepala Divisi Politik dan Sipil LBH Jogjakarta Suki Ratnasari mengungkapkan, mengajukan calon adalah termasuk dari hak masyarakat untuk memilih. Pengajuan calon sesuai keinginan ini, juga sebagai bentuk dari kelelahan masyarakat terhadap politisasi.
Diakhir deklarasi dukungan terhadap pencalonan Irsyad menjadi calon wali kota (cawali) ini, perwakilan dari FPMJ menyerahkan foto kopi KTP kepada Irsyad. 20 foto kopi anggota FPMJ yang hadir di deklarasi tersebut merupakan langkah awal untuk selanjutnya menggalang dukungan dari masyarakat.
”Setelah ini, mesin politik siap untuk penggalangan dukungan. Irsyad Thamrin merupakan calon alternatif memimpin Kota Jogja lebih berpihak kepada masyarakat kecil,” kata Rokhiman lagi. (eri)