Tribun Jogja – Kamis, 10 Februari 2011 19:47 WIB
Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO – Warga pesisir Kulonprogo tak mau menerima tawaran pekerjaan di perusahaan terkait pertambangan pasir besi, seperti diungkapkan Bupati Kulonprogo Toyo Santoso Dipo. Mereka mengaku kehidupannya sudah makmur dari hasil pertanian.
Ia mengatakan, penghasilan petani dari sektor pertanian satu musim tanam cabai adalah Rp 500 juta per hektare. Dengan rincian, 5.000 kilogram dikalikan sepuluh kali panen, dikalikan harga komoditas yang menembus Rp 10.000 per kilogram. “Kawasan pesisir punya fungsi sosial ekonomi, yakni sebagai penghidupan masyarakat, sekaligus sebagai pemasok bahan pokok di Jawa dan Sumatera,” katanya.
Menurut dia, pertambangan pasir besi justru akan menghambat kemajuan masyarakat pesisir yang sudah berjuang selama 30 tahun terakhir. “Selama itu masyarakat berperan dalam pembangunan yang tidak merusak kawasan pesisir,” ujar Sukarman.
Korlap PPLP Kulonprogo, Widodo, menambahkan, warga pesisir tetap menolak pertambangan pasir besi. Untuk itu warga pesisir bertekad menutup pintu diplomasi terkait rencana pertambangan pasir besi. “Mediasi itu bukan penyelesaian tetapi upaya menjinakkan. Kami akan terus mencangkul, dan bertani. Itulah perjuangan sebagai seorang petani,” ujarnya. (*)
Editor : sulis