Selasa, 03 Agustus 2010 18:55:00
KULONPROGO (KRjogja.com) – Masyarakat petani yang tergabung dalam Paguyuban Petani Lahan Pantai (PPLP) mengaku tetap waspada terhadap penyusup yang berusaha mempengaruhi sikap penolakan mereka terhadap rencana penambangan pasir besi di wilayah pesisir selatan Kabupaten Kulonprogo. Hal ini terkait “dukungan” yang diberikan LSM Gerbang Desa 88, dengan cara menghadiri beberapa acara yang dilakukan oleh warga desa.
Sementara itu Sekretaris PPLP, Sukarman menjelaskan, secara formal pihaknya belum menerima dukungan dari Gerbang Desa secara resmi. Adapun kehadiran pengurus LSM Gerbang Desa 88 Agustinus dan Ariyawan Ardhitama pada panen raya cabai di Pantai Bugel lalu, pihaknya tidak mengetahui secara persis siapa yang mengundang keduanya.
Lebih lanjut Widodo menjelaskan, pada prinsipnya PPLP sangat terbuka dan mengharapkan adanya dukungan dari pihak luar. Namun demikian, mereka tidak boleh masuk dan terlibat terlalu jauh dalam menentukan sikap PPLP terkait upaya penolakan rencana penambangan pasir besi.
“PPLP selalu mengharapkan dukungan dari pihak luar. Tapi mereka (pendukung-red) tidak boleh mempengaruhi apalagi ikut menentukan sikap. Karena pada prinsipnya warga PPLP sudah sangat mampu mengambil keputusan dan sikap sendiri,” tegasnya seraya mengaku belum mengetahui apakah dukungan yang disampaikan LSM Gerbang Desa 88 murni atau hanya sebagai upaya penyusupan.
“Dukungan itu murni atau hanya penyusupan, kami tidak tahu. Yang pasti PPLP tidak akan terpengaruh dari luar. Karena semua keputusan dan kebijakan mutlak berada di tangan PPLP, pihak luar tidak bisa ikut campur,” tegas Widodo lagi.
Dikatakan, kalau dukungan LSM Gerbang Desa 88 hanya sebagai upaya penyusupan, dan konflik antara pengurus Gerbang Desa dengan Bupati Kulonprogo Toyo S Dipo melalui media surat JMI tanggal 5 Desember 2008 sebagai sandiwara, hal itu sesungguhnya sudah diwaspadai oleh PPLP. “Kalau konflik mereka (pengurus Gerbang Desa dengan Toyo-Red.) hanya trik supaya bisa masuk lalu mempengaruhi warga, itu politik gaya kuno. Semua warga sudah mewaspadai,” terangnya lagi.
Dikatakan, perjuangan warga PPLP adalah murni untuk menolak rencana penambangan dengan alasan pertanian. PPLP adalah lembaga independen yang tidak ingin dipengaruhi baik untuk kepentingan politik maupun kepentingan pemerintah daerah.
“LSM manapun boleh dan sah-sah saja memberikan dukungan, tapi ingat harus tetap berada diluar dan tidak terlibat didalam. Perjuangan kami murni dari masyarakat petani yang menginginkan kawasan pesisir sebagai lahan pertanian,” ujarnya. (Rul)